Ini Gw Loh

Ini Gw Loh

Selasa, 08 November 2011

Tugas Kelompok XIII

 







ANALISIS PENGARUH PERTARIFAN JASA ANGKUTAN UDARA TERHADAP JUMLAH PENUMPANG RUTE JAKARTA-SURABAYA PADA PT. LION AIR JAKARTA KASUS 2011


PROPOSAL SKRIPSI


OLEH : Kelompok XIII
RACHMAT FANDI AMRULLAH                       234 110 058
                             BENNY  LESTYO                     234 311 012
                             ALFIAN   FAUZI                      234 311 015
                             TOMMY  ARWIYANTO         220 79   03                                          






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
JAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dunia penerbangan khususnya penerbangan komersial yang bergerak cukup pesat seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi globalisasi dianggap merupakan salah satu factor pendukung bagi perkembangan dunia penerbangan, hal itu dikarenakan semakin dibutuhkannya alat transportasi yang cepat dan dapat mendukung globalisasi itu sendiri. Dengan semakin pulihnya keadaan perekonomian Indonesia, maka keadaan industry penerbangan nasional juga berangsur-angsur mulai membaik. Keadaan tersebut mendukung berdirinya perusahaan-perusahaan penerbangan baru sebagai salah satu alternatif penyedia jasa pelayanan transportasi udara.
Terlebih sejak pemerintah mengeluarkan deregulasi izin operator penerbangan tiga tahun lalu, peta dunia usaha penerbangan pun mulai berubah. Apabila sebelumnya jalur domestic hanya dikuasai pemain lama seperti Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara, kini perusahaan-perusahaan penerbangan baru mulai bermunculan, sebut saja Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, dan lainnya adalah nama-nama yang kini menyemarakakkan jagat industry angkutan udara nasional.
Akibatnya tidak bias dihindarai, persaingan antar maskapai juga mencuat ke permukaan. Selain menurunkan harga tiket,salah satu strategi untuk menggaet pasar adalah melakukan kebijakan diskriminasi harga yaitu mengeluarkann dua harga untuk jalur yang sama pada waktu berbeda.Sebagai contoh pada waktu terjadi puncak penumpang pada hari pada hari sabtu, minggu, atau libur dimana permintaan tiket melonjak, perusahaan menerapkan tariff tiket normal, sebaliknya pada hari biasa, ketika jumlah penumpang turun, perusahaan tersebut menetapkan tarif tiket potongan harga untuk kegiatan promosi.
Terbukanya kompetisi di dalam negeri tersebut yang kemudian secara langsung memunculkan perang tarif antar perusahaan penerbangan, dimana kompetisi itu sendiri berlangsung tidak saja diantara maskapai penerbangan tetapi juga antar angkutan daratdan laut. Salah satu factor penting yang dilihat tentu saja potensi pergerakan penduduk di Indonesia yang kemudian menjadi penumpang potensial, dimana pada masa krisis dan sesudahnya, potensi tersebut cenderung tidak bias di ubah karena daya beli memang menurun,dan dipihak lain, tariff penerbangan cenderung naik diakrenakan banyaknya pengaruh komponen dollar. Sebagai contoh pada saat krisis moneter berlangsung, perusahaan penerbangan menetapkan tarif Jakarta-Surabaya sebesar Rp. 400.000, sehingga dapat dipastikan daya tarik konsumen berkurang. Namun, kini tariff tersebut dapat diberlakukan sebesar Rp. 150.000, yang jelas kenyataan tersebut merupakan daya tarik besar terutama bagi konsumen pengguna jasa transportasi udara.
Namun disisi lain, kondisi bisnis penerbangan saat ini berpotensi mengarah pada persaingan yang tidak sehat demi menekan harga. Dalam situasi ini muncul kekhawatiran bahwa Indonesia bias menjadi tempat peredaran pesawat yang sudah tidak terhitung berkualifikasi baik di dunia internasional (dumping) sekedar demi menekan biaya operasi.
Persaingan sehat mestinya membawa kebaikan, diantaranya perusahaan dapat meningkatkan mutu layanan terhadap konsumen serta memperluas skop pasar yang artinya dengan semakin terbukanya pasar dan menyatunya perekonomian dunia, persainganpun semakin bercirikan regional atau internasional.
Selain kedua hal tersebut, persaingan juga membawa hal-hal baru yang sebelumnya belum ada di dalam pasaran penerbangan Indonesia, misalnya saja yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan Air Asia, yang menawarkan penerbangan tiket murah. Hal tersebut tentu saja menciptakan suasana dan tuntutan baru yang harus direspon oleh para pemain lama dan salah satu pemain lama yang tengah berjuang untuk menghadapi era persaingan yang semakin ketat ini adalah Lion Air.
Menelaah permasalah diatas, maka penulis dengan segala kemampuan yang ada, mencoba untuk menggambarkan tingkat persaingan antar perusahaan airlines di Indonesia serta mencoba untuk memaparkan sejauh mana PT. Lion Air mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain lama di dalam percaturan perusahaan airlines dalam menghadapi persaingan tariff dengan perusahaan airlines sekelas maupun airlines baru, dan terlebih berusaha menjelaskan kemungkinan hipotesis yang diajukan oleh penulis mengenai hubungan pertarifan dengan kemungkinan peningkatan jumlah penumpang pesawat terbang pada PT. Lion Air terdapat hubungan berarti.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis tertarik ingin mengkajinya lebih dalam lagi dan mengemukakannya dalam bnetuk sebuah skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh Pertarifan Jasa Angkutan Udara Terhadap Jumlah Penumpang Rute Jakarta-Surabaya Pada PT. Lion Air Jakarta Kasus Tahun 2011”.

B.     Perumusan Masalah
1.      Identifikasi Masalah
Bagi perusahaan penerbangan menetapkan system tariff yang baik bukan merupakan suatu hal yang mudah karena banyak permasalahan didalamnya, seperti:
a.       Penetapan Tarif
b.      Jumlah penumpang rute Jakarta-surabaya
c.       Pengaruh pertarifan terhadap jumlah penumpang
2.      Batasan Masalah
Agar masalah ini dapat digunakan sebagai sumber yang jelas untuk pemecahan masalah dan tidak terlalu luas, maka dengan mengingat keterbatasan waktu, tenaga, kemampuan dan biaya, lingkup penelitian dibatasi pada:
a.       Perusahaan penerbangan Lion Air
b.      Rute Jakarta-Surabaya
c.       Tahun 2011
3.      Pokok Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang penulis kemukakan diatas maka penulis mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian ini adalah:
a.       Bagaimana pengaruh penetapan tariff penumpang untuk rute Jakarta-Surabaya pada PT. Lion Air tahun 2011 ?
b.      Bagaimana perkembangan jumlah penumpang rute Jakarta-Surabaya pada PT. Lion Air tahun 2011 ?
c.       Adakah hubungan antara pertarifan dengan jumlah penumpang ?

C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui cara penetapan tarif oleh PT. Lion Air Jakarta.
b.      Untuk mengetahui besarnya peningkatan jumlah penumpang rute Jakarta-Surabaya.
c.       Untuk mengetahui hubungan antara penetapan tarif dengan jumlah penumpang rute Jakarta-Surabaya.
2.      Manfaat
a.       Bagi Penulis
1). Untuk memperluas wawasan mengenai penetapan tarif pesawat udara.
2). Sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Program studi S1 MTU.
                  b.   Bagi Perusahaan
                        Diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dengan hasil pengelolaan data sebagai masukan untuk meningkatkan performa perusahaan demi kepuasan pelanggan yang pada akhirnya mampu meningkatkan volume penjualan perusahaan dimasa yang akan dating serta mampu bersaing di tengah persaingan yang kian memanas di industry penerbangan Indonesia.

D.    Metodologi Penelitian
1.      Metode Pengumpulan Data
          Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
            a.  Riset Lapangan (Field Research)
                 Metode penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan secara langsung dari obyek penelitian atau perusahaan yang akan diteliti. Dalam memperoleh data tersebut penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu :
                        1).  Pengamatan secara langsung (Observasi)
             2). Wawancara (Interview) secara lisan kepada pihak-pihak yang berwenamg dalam memberikan data dan keterangan-keterangan yang  berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
       b.  Riset Kepustakaan (Library research)
            Guna melengkapi data yang ada, penulis menggunakan beberapa literatur, teks   book, serta dokumen-dokumen yang ada yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

             2.   Metode Analisis Data
             Penulis melakukan analisis hubungan antara tarif tiket dengan jumlah penumpang rute Jakarta-Surabaya .Dalam rangka untuk menganalisa data dari dua variabel yang ada , yaitu tarif tiket (X) dan jumlah penumpang rute Jakarta-Surabaya (Y), maka penelitian ini menggunakan tehnik analisis data dua variabel, dengan menggunakan statistik non parametrik dengan metode Korelasi Jenjang Spearman (Rank Correlation Method).       
                   Metode Korelasi Jenjang Spearman ( Rank  Correlation Method )
        Metode korelasi jenjang ini dikemukakan oleh Carl Spearman, 1904. metode ini diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribusi dan kondisional varian tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin/sulit dilakukan. Misalnya: mengukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi.
                 Untuk menghitung rank correlation coefficientnya, yang dinotasikan dengan rs, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nilai pengamatan dari dua variabel yang diukur hubungannya diberi jenjang.             Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung rata-ratanya.
2. Setiap pasang jenjang dihitung perbedaannya.
3. Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya.
    Nilai rs  ( koefisien korelasi Spearman ) diihitung dengan rumus (Djarwanto, Ps. 2003:76) :


        
           di mana:
              dj      menunjukan perbedaan setiap pasang rank
              n      menunjukan jumlah pasang rank
          Hipotesis nihil yang akan di uji mengatakan bahwa dua variabel yang diteliti  dengan nilai jenjangnya itu independen, tidak ada hubungan antara jenjang variabel yang satu dengan jenjang variabel lainnya (Djarwanto 2003:76):
        Ho  : Ps   =  0
        H1  : Ps   ¹  0
       Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
            Ho diterima apabila rs  <   ps (a)
            Ho ditolak apabila   rs >   ps (a)
            Untuk n > 10 dapat dipergunakan tabel nilai t, dimana nilai t sampel dapat      dihitung dengan rumus (Djarwanto, Ps. 2003 :76) :
        Ho dapat diterima apabila  - ta/2; n – 2 < t < t a/2; n - 2
        Ho ditolak apabila      t     >    t a/2; n - 2       atau
                                                    t     <   - ta/2;n-2.
          Untuk  observasi berangka sama. Kadang-kadang terjadi, dua subyek atau lebih mendapatkan skor sama pada variabel sama. Jika mendapatkan angka sama , masing-masing mendapatkan rata-rata ranking  yang  akan diberikan apabila angka sama tidak terjadi. Ini adalah prosedur yang biasa kita lakukan untuk memberikan ranking kepada observasi berangka sama. Menurut Siegel apabila proporsi angka sama itu besar, maka harus dipergunakan suatu faktor koreksi dalam penghitungan rs.
       Akibat ranking berangka sama dalam variabel X dan Y adalah mengurangi jumlah kuadrat, ∑X2 dan ∑Y2, dibawah harga     
        , yaitu (Siegel, 1988:256) :
                       
                    

 
        


     dimana terdapat ranking-ranking berangka sama dalam Variabel X dan Y. Oleh sebab itu kita perlu mengoreksi jumlah kuadrat, dengan mempertimbangkan angka sama. Faktor koreksinya adalah T (Siegel, 1988:256) :
      dimana t = banyak observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu. Kalau jumlah kuadrat dikoreksi sehubungan dengan angka sama, maka terjadilah (Siegel, 1988:256):

       
        dimana ∑T menunjukkan jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlain-lainan yang memiliki observasi berangka sama.
        Kalau terdapat jumlah besar angka sama, rumus yang digunakan adalah (Siegel, 1988:256):
       dimana :
                   

       




E.     Hipotesis
Hipotesis adalah hasil dugaan sementara yang patut di uji kebenarannya. Diduga ada hubungan antara pertarifan dengan jumlah penumpang pada PT. Lion Air

      F.  Sistematika Penulisan
Adapun materi skripsi yang dibahas ini di bagi lima bab, dengan sistematika penulisan  sebagai berikut :

            BAB  I  :  Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

            BAB  II :  Landasan Teori
                                    Bab ini memberikan uraian teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan berupa penjelasan dari judul yang menjadi patokan penulisan dalam skripsi.

BAB III:  Gambaran Umum PT. Lion Air 2011
                        Bab ini berisi hal-hal yang mencakup sejarah perusahan, manajemen       dan kegiatan usaha..
      
            BAB IV : Analisis dan Pembahasan
                 Bab ini berisi analisis data mengenai analisis pembahasan permasalahan yang diangkat oleh penulis sebagai judul skripsi.


             BAB  V :  Penutup
                        Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu kesimpulan dari bab IV serta penyampaian saran – saran oleh penulis kepada PT.Lion Air Jakarta yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (1998). Pengantar Bisnis. Bandung. CV. Alfabet.
Cartono, Soejatman. (1989). Transportasi Udara di Indonesia. Jakarta. STMT TRISAKTI.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (1992). Dasar-dasar pemasaran. Alih Bahasa Wilhelmus W. Bakowatun. Edisi V. Jakarta. Intermedia.
Supranto, johanes. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta. Erlangga.
Wardhana, Aditya dan Kansil, C. (1999). Pemasaran Perusahaan Penerbangan. Jakarta. STMT TRISAKTI.

1 komentar: