Nama : Muhammad Syahril Kaulo
NIM : 2341 11 032
Jurusan : AP/S1 MTU
Dosen : Bpk Osman Arofat
Mata Kuliah : Seminar
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah
PT. Angkasa Pura II (Persero), merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang khusus menangani jasa pelayanan pada transportasi penerbangan yakni berupa bandar udara yang merupakan suatu lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan bongkar muat kargo dan pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai perpindahan antar moda transportasi. Untuk mendapatkan hasil operasional pelayanan yang optimal, perusahaan perlu melakukan pelaksanaan program-program yang berhubungan dengan dengan kegiatan operasionalnya yaitu rencana kerja dan program-program kerja bertahap yang mencakup pelatihan, yang harus dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan mekanisme petunjuk pelaksanaan operasional. Seluruh program tersebut harus dapat diaplikasikan pada sasaran yang direncanakan, diprogramkan, diorganisir, diarahkan dan dikendalikan, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Secara garis besar penyusunan rencana ketenaga kerjaan yang bersifat nasional bermuara pada : (1) Peningkatan mutu, yaitu mutu dari sumber daya manusia. (2) Membina dan mengembangkan tenaga kerja sesuai kebutuhan pembangunan, dan (3) Mengadakan pendidikan dan latihan kerja.
Bandar udara mempunyai kepekaan terhadap lingkungan kerja terutama yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan lingkungan kerja, serta keselamatan penerbangan yang senantiasa memerlukan perhatian dan disiplin yang serius. Salah satu unit kerja dari PT. Angkasa Pura II (Persero) yang disebut dengan AMC, merupakan singkatan dari Apron Movement Control, yang bertugas menangani dan bertanggung jawab terhadap keselamatan pelayanan penerbangan pesawat udara dan bandar udara yang mencakup : kegiatan pelayanan operasional penerbangan, pergerakkan pesawat udara, lalu lintas kendaraan, kebersihan di daerah sisi udara, serta pencatatan data penerbangan dan penulisan laporan tugas.
Pembinaan dan peningkatan pelayanan penerbangan dilakukan dengan petunjuk dan pelaksanaan dalam suatu sistem yang jelas dan tegas, mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan, serta didukung oleh sarana dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan tepat waktu dan tepat guna. Pelaksanaan kelancaran operasional AMC, yang paling utama adalah tersedianya sumber daya manusia yang handal sehingga pola distribusi pengawasan dan pengendalian lingkungan dapat dilakukan. Hal ini perlu ditindak lanjuti karena kebutuhan pelayanan tranportasi jasa penerbangan dari tahun ke tahun kian meningkat.
Mengingat sangat pentingnya aktivitas operasional bandar udara yang merupakan kegiatan yang tidak terlepas dengan peran dari kegiatan keselamatan, keamanan kerja dan lindungan lingkungan. Maka, hal inilah yang mendorong penulis melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja para petugas AMC dengan judul : “ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PETUGAS APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA, TAHUN 2011 “.
B. Perumusan Masalah
- Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkap diatas, maka hal-hal yang mempunyai kaitan dengan topik penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Kurangnya kegiatan pemberian pendidikan dan pelatihan kepada petugas AMC di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada petugas AMC di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang sering kurang tepat sasaran.
c. Belum tercapainya peningkatan kinerja oleh petugas AMC di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
d. Pemberian penghargaan atas hasil kerja para petugas yang kurang optimal.
e. Kebijakan promosi kelas jabatan dan pangkat belum berjalan dengan baik.
f. Kurangnya tanggung jawab petugas dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempersempit permasalahan dalam penelitian ini, maka pembahasan yang disusun oleh penulis hanya dibatasi pada ruang lingkup mengenai hubungan pendidikan dan pelatihan dengan kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, tahun 2011
3. Pokok Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka pokok masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ?
b. Bagaimana kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ?
c. Adakah hubungan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
b. Untuk mengetahui kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
c. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Selain itu, penelitian ini dimaksudkan pula sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti Jakarta.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan petimbangan dan masukan untuk perusahaan dalam merancang suatu pendidikan dan pelatihan yang bermutu kepada petugasnya, sehingga kinerja petugas menjadi meningkat dan lebih baik serta tujuan perusahaan akan tercapai.
c. Bagi Institusi Pendidikan (STMT Trisakti)
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai tambahan pustaka yang nantinya dapat berguna bagi Mahasiswa bila sewaktu-waktu membutuhkan, serta dapat dijadikan perbandingan dalam penelitian di masa yang akan datang.
D. Hipotesis
Diduga terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data yang didapat langsung dari responden melalui kuesioner mengenai pendidikan dan pelatihan kerja serta kinerja petugas. Selanjutnya, jawaban responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan bantuan Skala Likert dengan pilihan jawaban dengan skor seperti yang tertera dibawah ini :
Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer, yang diperoleh langsung dari responden berupa jawaban kuesioner mengenai pendidikan dan pelatihan serta kinerja petugas.
2. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas AMC di. PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi atau sejumlah elemen yang mewakili populasi. Sampel dari penelitian ini adalah 30 responden dari unit AMC yang diberikan kuesioner mengenai pendidikan dan pelatihan serta kinerja petugas pada unit tersebut.
3. Metode Pengumpulan Data
Di dalam memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian, diperlukan beberapa metode yang akan dijelaskan berikut ini :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
1) Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang terjadi untuk memperoleh gambaran jelas dari keadaan sebenarnya.
2) Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan diberikan kepada responden untuk dimintai keterangan mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu tentang pendidikan dan pelatihan (diklat) dan kinerja petugas.
3) Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan orang yang diberikan wewenang untuk memberikan informasi mengenai motivasi dan prestasi kerja.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur di perpustakaan, serta data dari narasumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis Koefisien Korelasi
Rumus dari koefisien korelasi menurut Boediono dan Wayan Koster (2004:184) adalah :
keterangan :
Y = Variabel Terikat, dalam hal ini kinerja petugas
X = Varibel Bebas, dalam hal ini pendidikan dan pelatihan
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
Menurut Sugiyono (2006 : 214) untuk mengetahui tingkat hubungan antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) terhadap kinerja petugas (variabel Y), digunakan kriteria sebagai berikut :
Koefisien korelasi merupakan tolak ukur untuk menilai kedekatan hubungan antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar +1. Jika dibuat persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :
-1 ≤ r ≤ +1
Artinya :
1) Jika r = -1 atau mendekati -1, berarti terdapat hubungan negatif yang sempurna atau sangat kuat antara variabel X dan variabel Y.
2) Jika r = +1 atau mendekati +1, berarti terdapat hubungan positif yang sempurna atau sangat kuat antara variabel X dan variabel Y.
3) Jika r = 0, atau mendekati 0, berarti tidak ada hubungan atau hubungan sangat lemah antara variabel X dan varibel Y.
b. Analisis Koefisien Penentu (KP)
Koefisien Penentu (KP) atau sering disebut koefisien determinasi yaitu tolak ukur untuk menilai kontribusi atau sumbangan variabel X terhadap naik turunnya variabel Y. Rumus koefisien penentu (KP) menurut M. Iqbal Hasan (2003 : 248) adalah sebagai berikut :
c. Uji Hipotesis
Kegiatan pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung terhadap ttabel. Perumusan hipotesis menggunakan ρ (rho) yaitu nilai koefisien korelasi sebenarnya (hipotesis awal) :
Ho : ρ = 0, artinya tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y atau hubungan tidak signifikan.
Ha : ρ > 0, artinya ada hubungan positif antara variabel X dan variabel Y atau hubungan signifikan.
Untuk mencari nilai thitung menurut Sugiyono (2006 : 214) dilakukan dengan menggunakan rumus :
Sedangkan untuk mencari nilai ttabel digunakan tabel distribusi t pada
α = 0,050 ; df = n – 2
Kesimpulan :
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya hubungan X dan Y tidak signifikan.
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hubungan X dan Y signifikan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami isi dari skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan yang telah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT Trisakti) sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan untuk membahas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, kinerja petugas, dan hal-hal yang relevan lainnya terhadap topik penelitian.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini menjelakan gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat Perusahaan, Visi Misi dan Fungsi Perusahaan, Struktur Organisasi, dan Ruang Lingkup Operasional.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dilaporkan hasil analisis penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan petugas AMC, hasil analisis kinerja petugas AMC dan hasil analis data mengenai hubungan antara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dengan kinerja petugas Apron Movement Control (AMC) pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, tahun 2011, dengan menggunakan rumus-rumus statistik (matematik) yang telah dibahas pada bab I.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menyajikan kesimpulan hasil penelitian dilengkapi saran-saran penulis yang diharapkan dapat digunakan oleh Manajemen PT. Angkasa Pura II (Persero) dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan petugas AMC di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar