Ini Gw Loh

Ini Gw Loh

Rabu, 14 Desember 2011

Tugas Seminar Kelompok 7



TUGAS KELOMPOK 7 SEMINAR


 KELOMPOK 7
Ade Eko Prianto
Andi Amboro
Denis Adrianto
Muhammad Gustiadi
Tin Tina Eka




JAKARTA
2011











ANALISIS FAKTOR UTAMA DALAM KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT DI INDONESIA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki letak geografis yang strategis sehingga disebut zamrud khatulistiwa. Indonesia juga memiliki beraneka ragam sumber daya laut yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Tidak heran sejak dahulu kala Indosnea diperebutkan oleh Negara asing untuk di jajah. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati arti dan kegunaan laut sebagai sarana untuk menjamin berbagai kepentingan antar bangsa seperti perdagangan dan komunikasi.
Penguasaan lautan oleh nenek moyang kita baik di masa kejayaan Sriwijaya, Majapahit maupun kerjaan Bugis-Makasar telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mencintai lautan sejak jaman dahulu kala. Sejarah telah mencatat kejayaan Indonesia di lautan. Akan tetapi pada masa sekarang ini Indonesia tidak dapat menunjukkan  kejayaannya masa lampau. Banyak sekali saat ini kecelakaan transportasi laut yang terjadi sehingga menyebabkan tidak sedikit korban jiwa yang melayang. Sebagai gambaran umum saja bahwa menurut data KNKT pada tahun 2010 saja sudah terjadi 128 kasus atau naik 5 persen dari tahun 2009. Kecenderungan naiknya angka kecelakaan laut menunjukkan ada beberapa faktor penting yang diabaikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijabarkan secara singkat mengenai “ANALISIS FAKTOR UTAMA DALAM PERKEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT DI INDONESIA”.






2.      MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
2.1  MAKSUD PENULISAN
Penulis ingin memaparkan faktor yang paling penting yang harus diperhatikan oleh seluruh pihak agar keselamatan transportasi laut dapat dijaga. Seluruh pihak yang terlibat juga harus sadar jika fator penting tersebut harus dijalankan untuk kepentingan bersama.
2.2  TUJUAN PENULISAN
Agar pembaca memahami dan sadar bahwa keselamatan transportasi bukan hal yang sepele dan biasa saja. Selain itu, agar faktor-faktor penting yang akan diterangkan secara singkat ini dapat menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kedisiplinan dalam menggunakan moda transportasi laut.

3.      METODE PENULISAN
Metode yang digunakan oleh penulis dalam membuat makalah ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan. Serta dengan mengumpulkan berbagai data yang kompeten melalui internet.

4.      LANDASAN TEORI
Dalam penulisan makalah ini landasan teori yang kami gunakan sebagai acuan adalah UU. No.17 tahun 2088 yang mengatur transportasi laut. Di dalam UU no.17 tahun 2008 pada salah satu pasalnya menjelaskan bahwa pemerintah wajib memperlancar arus lalu lintas laut baik itu penumpang dan barang dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, sebagai implementasinya harus ada upaya yang serius dari berbagai pihak guna mewujudkan transportasi laut yang aman. Selain itu dalam konvensi  Safety of Life At Sea ( SOLAS ) pada tahun 1974 disepakati bahwa yang mencakup aspek keselamatan kapal yaitu termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi.


5.      ANALISIS SWOT
Kemungkinan perkembangan transportasi laut di Indonesia dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Strenght/kekuatan (faktor internal) :
a. Kondisi geografis Indonesia cukup strategis ;
b. Perbaikan perekonomian nasional ;
2. Weakness/kelemahan (faktor internal) :
a. Investasi besar ;
b. Sumber Daya Manusia rendah ;
c. Sarana belum memadai ;
d. Prasarana kurang memadai ;
e. Kebijakan Pemerintah/ Penegakan hukum kurang memadai ;
3. Opportunity/Peluang (faktor eksternal) :
a. Pangsa pasar besar ;
b. Kondisi perdagangan dunia meningkat
4. Threat/ancaman (faktor eksternal) :
a. Persaingan dengan perusahaan asing ;
b. Citra negatif perusahaan Indonesia dimata internasional.



BAB II PEMBAHASAN

1.      POKOK PERMASALAHAN.
Indonesia sebagai Negara maritime seharusnya dapat memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada. Peran serta pemerintah serta masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi laut sangat penting untuk memajukan transportasi laut di Indonesia. Bila dicermati kembali rangakaian kecelakaan laut di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor penting tetapi kurang diperhatikan.
Berikut ini penjelasan singkat mengenai faktor-faktor penting yang harus diperhatikan guna menunjang keselamatan transportasi laut di Indonesia antara lain :
A)       Armada Kapal Laut.
Kesiapan armada kapal laut menjadi penting karena kebanyakan kecelakaan laut yang terjadi disebabkan armada yang digunakan sudah using dan tidak pernah dilakukan perawatan. Jika awak kapal senantiasa memelihara dan merawat kapalnya tentu masalah teknis yang timbul dapat diminimalisir walaupun kapal yang digunakan sudah berumur. Selain itu, perlengkapan keselamatan harus diperhatikan oleh penyedia jasa angkutan laut. Banyaknya korban jiwa yang melayang dapat disebabkan oleh kurangnya peralatan penolong seperti jaket pelampung, kapal sekoci dan lainnya. Jika ada sebagian besar tidak dapat difungsikan karena kurangnya perhatian dari awak kapal mengenai pentingnya alat penolong jika terjadi kecelakaan di laut. Teknologi navigasi dan system informasi sebagian besar kapal laut yang beroperasi di Indonesia juga harus diperbaharui. Hal ini penting mengingat iklim yang sulit ditebak karena pengaruh pemanasan global sehingga kapal harus dilengkapi oleh system navigasi dan informasi yang mutakhir untuk menghindari kemungkinan terburuk jika timbul badai secara tiba-tiba.
B)     KESADARAN PENGGUNA ANGKUTAN.
Mengingat tingginya pengguna moda transportasi laut maka dibutuhkan kesadaran oleh masyarakat yang menggunakan transportasi laut untuk mentaati peraturan yang berlaku. Hal ini penting agar keselamatan pengguna sendiri terjamin selama menggunakan transportasi laut. Banyak contoh yang ditemukan dilapangan ketika arus mudik tiba banyak pengguna yang tidak mentaati peraturan dilarang merokok di area parkir kendaraan dalam kapal.
C)     PERAN PEMERINTAH.
Peran pemerintah dalam hal ini mengenai pengawasan dalam penerapan aturan yang berlaku pada transportasi laut.  Pengawasan apartur pemerintah yang berwenang dirasa kurang sehingga banyak armada kapal transportasi laut yang tidak layak berlayar mendapat ijin berlayar karena kurang tegasnya aparatur pemerintah sebagai pengawas. Selain itu, campur tangan pemerintah sangat penting dalam pengembangan armada kapal yang digunakan. Seperti penyediaan alat navigasi bagi nelayan sehingga dapat menentukan posisi dimana spot ikan yang melimpah. Serta dapat mengetahui jika ada badai yang tiba-tiba dating. Sehingga jika system komunikasi sudah diperbaharui dapat memberitahu jika ada masalah emergency. Dalam UU no.17 tahun 2008 pada pasal 3 diterangkan bahwa pemerintah wajib memperlancar arus perpindahan orang dan / barang melalui perairan. Jika dalam kenyataannya sekarang banyak sekali kecelakaan – kecelakaan laut yang terjadi berarti tanggung jawab pemerintah yang tertuang dalam undang-undang tersebut patut dipertanyakan. Karena keamanan laut mengandung pengertian bahwa laut bias dikendalikan dan aman digunakan oleh pengguna untuk bebas dari ancaman atau gangguan navigasi yang ditimbulkan oleh kondisi alam serta kurang memadainya sarana bantu navigasi sehingga membahayakan pelayaran.

















BAB III PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Penjelasan singkat mengenai faktor keselamtan transportasi laut di Indonesiamemberikan gambaran bahwa walaupun Indonesia dikenal sebagai Negara maritim tapi dalam kenyataannya Indosneia masih belum mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat. Beberapa hal menjadi sorotan diantaranya reformasi terhadap armada kapal yang digunakan serta kesadaran dan peran aktif masyarakat pengguna moda transportasi laut dalam mentaati peraturan yang berlaku. Dan yang tidak kalah penting adalah pern serta pemerintah untuk mewujudkan keselamatan transportasi laut.
2.      SARAN.
Indonesia sebagai Negara maritime seharusnya mampu menyediakan saran dan prasaran yang memadai guna menunjang kebutuhan masyarakat akan transportasi yang murah dan aman. Peran serta masyarakat sebagai pengguna dibutuhkan guna mewujudkan system transportasi laut yang aman. Para penyedia angkutan kapal juga seharusnya memperhatikan kondisi kapal yang akan berlayar. Serta merawat secara berkala agar tidak terjadi masalah besar saat berlayar. Alat-alat keselamatan yang menjadi kunci penting jika terjadi kecelakaan seharusnya juga dicek apakah masih berfungsi atau tidak.








DAFTAR PUSTAKA
1.      UU no. 17 tahun 2008 tentang pelayaran
2.      Hasyim Djalal, “ Combating Piracy : Cooperation needs: efforts and challenges “. Gramedia pustaka utama, Jakarta 2010.
3.      Djoko Pramono, “ Budaya Bahari “ Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2010.
4.      Menuju Kejayaan Bngsa Bahari, Majalah berita Indonesia, Jumat 23 November 2007.
5.      Sputra Lingga , webarchive Okezone, 16 Oktober 2011.













Daftar Pertanyaan diskusi seminar :
1.      Nurkumala
Apakah menurut kelompok anda keselamatan transportasi laut sudah memenuhi criteria aman dalam transportasi ?
Jawab : Menurut kelompok kami transportasi laut di Indonesia belum dapat dikategorikan aman karena faktor keselamatan belum memenuhi standar yang berlaku. Selain itu catatan historical menunjukkan belum adanya tren perubahan kea rah yang lebih baik dalam hal keselamatan transportasi laut.

2.      Rustono
Seberapa penting menurut anda perlengkapan keselamatan dalam kapal laut dalam usaha penurunan korban kecelakaan laut di Indonesia ?
Jawab : Menurut kelompok kami perlengkapan safety dalam kapal laut sangatlah penting guna menunjang keamanan dan keselamatan transportasi laut. Oleh karena itu, perlu adanya pengecekan secara rutin untuk memeriksa apakah perlengkapan keselamatan tersebut masih berfungsi atau tidak. Ketegasan aparat berwenang dalam pengecekan rutin juga sangat penting untuk menindak operator kapal laut komersil yang tidak mentaati peraturan mengenai standar perlengkapan keselamatan penumpang.

3.      Pak Edo
Apakah konsep yang tercantum dalam konvensi Solas sudah benar-benar diterapkan di Indonesia ?
Jawab : menurut kelompok kami konsep tersebut belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena teknologi yang digunakan oleh sebagaian besar kapal di Indonesia belum diperbaharui. Sehingga tidak mengherankan jika di Indonesia masih tinggi.


Selasa, 13 Desember 2011

TUGAS MANDIRI PROPOSAL INDRY 234311009

 
BAB   I 
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah.
Dalam keadaan perekonomian saat  ini banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama dalam persaingan bisnis.  Siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, tak lama lagi perusahaan–perusahaan yang ada di Indonesia mesti memasuki era globalisasi dan liberaliasi perdagangan yang mana pada era tersebut terdapat persaingan yang sangat ketat.  Tentu saja sangat diharapkan agar perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia juga sukses memenangkan persaingan era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia.  Perusahaan-perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar, sehingga perusahaan berusaha terus memajukan bisnisnya. 
Perusahaan dalam memproduksi atau barang jadi yang diinginkan pelanggannya masih banyak bergantung pada bahan baku import untuk proses produksi menjadi barang jadi, untuk menjamin kelancaran bahan baku dan barang jadi import diperlukan perusahaan  yang ahli dalam mendatangkan barang dari luar negeri,  perusahaan-perusahaan tersebut disebut ”Freight Forwarding”
Dengan kerjasama yang baik dengan kantor pusat atau cabang atau agen-nya di luar negeri akan membantu mempercepat pengiriman barang mulai dari gudang asal pengirim, pengepakan, pengurusan dokumen yang berhubungan dengan Bea Cukai di masing–masing negara  dan proses booking space pengangkutan baik melalui laut dan udara yang kemudian dilanjutkan dengan penerusan (connecting) ke negara tujuan, pengurusan dokumen, proses Bea Cukai di negara tujuan sampai barang diterima di gudang  penerima. 
Perusahaan–perusahaan freight forwarding saling bersaing dalam pelayanan yang lebih cepat, tepat, sistem network yang online, berteknologi tinggi,  harga yang kompetitif dan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan, maka perusahaan-perusahaan akan lebih lancar memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau barang jadi import yang diinginkan konsumennya.  Pelanggan akan merasa puas tergantung dari kualitas jasa atau service yang diterimanya.
Pelayanan merupakan salah satu proses penting dalam meningkatkan value perusahaan bagi pelanggan sehingga banyak perusahaan menjadikan budaya pelayanan sebagai standar sikap orang di dalam perusahaan.  Budaya pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi akan menciptakan nilai-nilai pelayanan, yang akan mempengaruhi tingkat pengulangan pelanggan dalam membeli produk/jasa.
Pelanggan yang merasa puas dengan jasa freight forwarding akan berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pemakaian ulang jasa freight forwarding berbeda-beda pada setiap perusahaan.  Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu Expectations dan Perceived Performance, bila Perceived Performance melebihi Expectations, maka pelanggan mendapatkan kepuasan, yang akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan adalah mendengar suara konsumen, hal ini berarti perusahaan harus melakukan interaksi dengan konsumen dengan maksud untuk memperoleh umpan balik (feed back) berapa tanggapan konsumen tentang sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan sebagai kontrol dan ukuran keberhasilan.
Adapun cara untuk mendapatkan umpan balik disini diantaranya dapat dilakukan dengan penerapan sistem keluhan dan saran atau dengan survei loyalitas pembelian maka keluhan atau ketidakpuasan konsumen tersebut segera diambil dan ditentukan solusi yang terbaik oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk  mengkaji lebih dalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan respondenANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN JASA FREIGHT FORWARDING KHUSUSNYA PADA PT.  PANALPINA NUSAJAYA TRANSPORT TAHUN 2010-2011.

B.            PERUMUSAN MASALAH
1.             Identifikasi Masalah
               Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan permasalahan yang terjadi yaitu pada tingkat kepuasan pelanggan PT. Panalpina Nusajaya Transport sebagai berikut:
a.    Penyerahan dokumen yang sering terlambat.
b.    Kurangnya akurasi data yang disajikan, sehingga mengganggu kelancaran penanganan dokumen.
c.    Kemampuan karyawan yang kurang memadai dalam menangani dokumen.
2.             Batasan Masalah
Bedasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, agar tidak meluasnya permasalahan yang dihadapi maka penulis hanya membatasi masalah pada Tingkat Kepuasan Pelanggan Jasa Freight Forwarding Khususnya Pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport Tahun 2010-2011.
3.             Pokok Permasalahan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.    Bagaimana kinerja atau pelaksanaan penanganan dokumen PT.  Panalpina Nusajaya Transport?
b.    Bagaimana kepentingan atau harapan pelanggan terhadap Jasa Freight Forwarding di PT.  Panalpina Nusajaya Transport?
c.    Bagaimana Tingkat Kesesuaian Antara Pelayanan dan Kepuasan terhadap penanganan kargo Pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport


C.           Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.             Tujuan Penelitian
a.    Untuk mengetahui kinerja atau pelaksanaan penanganan dokumen PT.  Panalpina Nusajaya Transport.
b.    Untuk mengetahui kepentingan atau harapan pelanggan terhadap Jasa Freight Forwarding di PT.  Panalpina Nusajaya Transport.
c.    Untuk mengetahui tingkat Kesesuaian Antara Pelayanan dan Kepuasan terhadap penanganan kargo Pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport.
2.             Manfaat Penelitian
a.    Bagi Penulis
1)   Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penanganan  dokumen, serta faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kurang maksimalnya kepuasan pelanggan.
2)   Dapat mengetahui sejauh mana teori ilmu-ilmu yang didapat penulis selama mengikuti perkuliahan di kampus dengan praktik kerja di lapangan.
b.    Bagi Perusahaan
Diharapkan kiranya dapat menjadi bahan masukan serta bahan pertimbangan didalam setiap pengambilan keputusan dan langkah-langkah kebijakan, dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan  pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport dimasa yang akan datang sehingga perusahaan dapat meraih keunggulan dalam bersaing dengan para pesaingnya.
c.    Bagi Lembaga STMT TRISAKTI
Sebagai informasi dan pengetahuan tambahan serta dapat dipergunakan dan bermanfaat sebagai data dokumentasi perpustakaan STMT Trisakti

D.           Metodologi Penelitian
Di dalam pengumpulan data serta keterangan-keterangan yang diperlukan dan dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui teknik yang dipergunakan dalam upaya memperoleh data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut :
1.             Metode pengumpulan data
a.    Jenis dan sumber data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif maupun kuantitatif. Apabila data yang diperoleh berupa data kualitatif maka, analisis non statistik atau non parametik digunakan dalam proses analisisnya. Sebaliknya, bila data kuantitatif dianalisis dengan analisis statistik (parametik). Sedangkan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari karyawan pelanggan (customer) berupa jawaban terhadap pernyataan dalam kuesioner, sedangkan data sekunder yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu para pelanggan PT.  Panalpina Nusajaya Transport.
b.    Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan pelanggan (customer) PT.  Panalpina Nusajaya Transport pada tahun 2010-2011, yang berjumlah 35 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Data dikumpulkan dengan cara mengambil sampel secara acak atau sampling sebanyak 30 orang.
c.    Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan guna mengamati secara langsung objek yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang akan dipakai dalam menganalisis topik yang dipilih.
1)   Observasi
     Penulis melakukan observasi yakni pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport .
2)   Wawancara
     Penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait (manajemen perusahaan, karyawan dan pengguna jasa) dan beberapa data diperoleh melalui surat elektronik (e-mail) untuk melengkapi data.
3)   Kuesioner
     Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas dasar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternativ jawaban telah disediakan.
d.   Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang terdapat di perpustakaan yang berhubungan dengan topik yang dipilih, serta data-data dari sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2.             Teknis Analisis Data
Penulis menyimpulkan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan jasa freight forwarder PT.  Panalpina Nusajaya Transport, maka digunakan Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/ Kepuasan Pelanggan. Dalam hal ini, digunakan skala likert 5 (lima) butir, yang terdiri sangat penting/ baik, penting/ baik, cukup penting/ baik, kurang penting/ baik dan tidak penting/ baik dengan bobot penilaian yaitu 5,4,3,2, dan 1.
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan para pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan. Maksudnya adalah variabel yang akan diteliti bersifat variabel bebas dan variabel terikat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan masalah penanganan dokumen yang telah ditemukan kemudian dicari dimensi- dimensi yang menjadikan kurang maksimalnya kepuasan terhadap pelanggan serta bagaimana tindakan efektif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Salah satu teknik analisis data untuk menganalisis kepuasan pelanggan atau konsumen adalah dengan menggunakan Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/ Kepuasan Pelanggan atau yang sering dikenal sebagai Diagram Kartesius. Menurut Supranto (2004:70), Diagram Kartesius adalah suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik- titik (X,Y). X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan seluruh faktor atau atribut, X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan para pelanggan, sedangkan Y adalah rata- rata dari rata- rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Inti penggunaan Diagram Kartesius adalah untuk mengetahui di titik atau area mana pelanggan puas dan di titik atau area mana pelanggan belum puas atau kecewa terhadap kinerja perusahaan. Berikut adalah gambar Diagram Kartesius :






E.     Sistematika Penulisan
       Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi yang akan dibuat maka penulis membagi atas 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bagian. Adapun yang dibahas pada masing-masing bab secara garis besar dapat dijelaskan, yaitu dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Gambar I.1
Diagram Kartesius

Kepentingan                                        A                                    B                         Y
(Harapan)                               Prioritas Utama              Pertahankan Prestasi
                                   =
                                   Y                      C                                  D                  
                                               Priorirtas Rendah                 Berlebihan           

                                                                              =                                             -
                                                                              X                                            X
Pelaksanaan (pengalaman)



BAB I             PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II            LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang definisi dan teori-teori yang berhubungan dengan pokok bahasan skripsi ini seperti, pengertian kepuasan pelanggan, pengertian impor, pengertian- pengertian dokumen yang terkait dan analisis Diagram Kartesius.
BAB III          GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan perusahaan pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport
BAB IV          ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai analisis data dengan menggunakan Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/ Kepuasan Pelanggan (Diagram Kartesius) dengan memperhatikan pada kepentingan (harapan) dan pelaksanaan (pengalaman) yang dimiliki perusahaan PT.  Panalpina Nusajaya Transport serta langkah kebijakan strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
BAB V            PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, dalam bab penutup ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran-saran kepada pada PT.  Panalpina Nusajaya Transport yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan

Minggu, 11 Desember 2011

TUGAS MANDIRI SEMINAR

ARIF RACHMAT
NIM    : 224308051

BAB I
PENDAHULUAN


A.           Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis di Indonesia saat ini sedang berkembang, banyak perusahaan penerbangan baru bermunculan, sehingga persaingan semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat, tantangan serta hambatan yang semakin kompleks, mendorong perusahaan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu yang memuaskan konsumen.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui pelaksanaan pelayanan yang dapat memuaskan pihak konsumen, sangat membantu kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Hasil pelayanan yang baik secara keseluruhan merupakan harapan bagi calon konsumen dan mengikat pihak konsumen, untuk tetap memakai jasa pelayanan yang diberikan perusahaan itu. Pelaksanaan pelayanan sangat ditunjang oleh sarana, jaminan dan sumber daya manusia yang professional, sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pihak konsumen. Dengan demikian, dalam kedudukan ini terdapat tingkat kesesuaian yang tinggi, antara aktivitas pelayanan yang benar–benar, sesuai dengan kebutuhan pihak pelanggan, maka perusahaan bukan saja menyediakan sarana dan prasarana pendukung, juga sumber daya yang berkualitas.
Jika sumber daya manusia dan sistem manajemennya kurang baik, maka manusia sendiri harus memperbaiki sistem itu sesuai dengan keinginan pasar dan perkembangan bisnis yang sangat dinamis. Tujuan suatu perusahaan hanya akan tercapai, apabila karyawan bergairah dalam bekerja, maupun bekerja dengan baik, serta mempunyai keinginan mencapai kinerja yang optimal. Oleh karena itu pemimpin perusahaan, sebaiknya menggunakan wewenang dalam kepemimpinannya untuk mengubah sikap dan prilaku karyawan serta memotivasi mereka, agar giat bekerja. Dengan mengadakan pelatihan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan karirnya melalui keahlian, keterampilan dan kinerja yang dimiliki setiap karyawan, untuk menjadi lebih baik.

Kamis, 01 Desember 2011

PROPOSAL SKRIPSI AWALUDIN PUTRA SULISTINTO 224308110


“ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA 4 PUSAT PELAYANAN YANG SERING MENGALAMI KERUGIAN DI PT.PELABUHAN INDONESIA II CABANG TANJUNG PRIUK PADA TTAHUN 2004-2007”
 
OLEH :


NAMA : AWALUDIN PUTRA SULISTINTO
224308110


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
            Sesuai kebutuhan dunia usaha dalam bidang transportasi khususnya transportasi laut perdagangan, perpindahan moda dari suatu pulau ke pulau lain secara Nasional dan perpindahan moda transportasi laut dari benua ke benua lain secara Internasional, Pelabuhan memegang peranan penting dalam usaha pelayanan kebutuhan jasa maupun barang berupa pengusahaan alat. Dalam dunia usaha perdagangan tidak luput dari istilah impor dan ekspor. Alhasil dari kegiatan impor dan ekspor ini menghasilkan keuntungan. Yang juga merupakan tujuan utama suatu perusahaan. Di dalam proposal ini di jelaskan bagaimana laba rugi PT. PELINDO II cabang Tanjung Priuk dalam jangka waktu 1 tahun. Serta mengidentifikasi sektor-sektor yang mengalami kerugian.
              Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik usaha baru maupun perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan perusahaan dan bentuk badan usahanya. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan(profit), dalam arti seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinya jenis usaha ini sengaja didirikan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pendididkan, rumah sakit, panti sosial, rumah yatim piatu, dan usaha sosial lainnya. Disamping itu, ada perusahaan didirikian dengan tujuan kedua-duanya, artinya disamping ingin memperoleh keuntungan juga ingin memberikan layanan sosial. Namun dalam praktiknya usaha sosial juga perlu memperoleh keuntungan, sehingga mampu membiayai usaha sendiri (mandiri) tidak hanya tergantung kepada donatur. Oleh karena itu, dewasa ini, banyak usaha sosial seperti pendidikan dan rumah sakit sudah mengarah ke komersil.
            Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu dipikirkan seberapa lama pengambilan dana yang di tanam di proyek tersebut agar segera kembali. Artinya, sebelum perusahaan dijalankan, maka terlebih dahulu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan, benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah di investasikan dalam proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan financial lainnya seperti yang di harapkan. Jika tidak, maka sebaiknya perusahaan tersebut jangn di jalankan. Disamping dapat mencapai keutungan financial, bagi pemilik usaha jenis juga di harapkan dapat memberikan manfaat bagi karyawan yang bekerja pada proyek tersebut, masyarakat di sekitar proyek maupun bagi pemerintah. Jenis perusahaan yang bersifat total profit ini biasanya berb/adan hukum Perseroan Terbatas (PT).
            PT.Pelindo II merupakan Perusahaan milik BUMN dalam bidang pelayanan jasa kapal, pelayanan jasa barang, pengusahaan alat, penguasahaan T.B.A.L, pelayanan pelabuhan khusus, pelayanan jasa & rupa-rupa. Begitu banyaknya sector pelayanan yang ada di PT.Pelindo II. Tidak semua sector pelayanan usaha menghasilkan keuntungan. Ada pula sector pelayan usaha yang mengalami kerugian.dilihat dari sudut kinerja ekonomis Perusahaan tersebut masih perlu melakukan suatu analisis ekonomi yang berhubungan dengan biaya, dan laba. Harus adanya penelitian secara komprehensif agar kinerja dapat di ketahui langkah-langkah perbaikan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
            Dilihat dari segi tahun ke tahun (2004-2007) Pelindo memang selalu mengalami peningkatan dalam hal laba. Akan tetapi, keempat sektor ini (pelayanan jasa kapal yaitu air kapal, pengusahaan alat yaitu reception facilities, T.B.A.L yaitu sewa bangunan dan air minum, dan pelayanan rupa-rupa usaha yaitu fasilitas telepon) selalu mengalami kerugian yang dilihat dari tahun 2004 hingga 2007.
            Meski keuntungan PT.Pelindo II bisa menutupi kerugiannya pada keempat sektor ini, akan tetapi jika di biarkan, akan terjadi kekacauan yang dapat berakibat fatal sebagai contoh jika sector usaha yang lain juga mengalami penurunan pendapatan atau mengalami kerugian. Maka keutungan dari sector yang lain tidak dapat menutupi kerugian dari keempat sector usaha ini. Harus adanya tindakan jelas. Antara sumber daya manusia serta perlu diadakannya penelitian serta adanya perbaikan agar sektor ini tidak secara terus menerus mengalami kerugian.
            Pada tahun 2006 sampai dengan Triwulan IV tahun 2006 Cabang Pelabuhan Tanjung Priuk berhasil mencapai laba sebelum pajak Rp. 451,21 milyar atau mengalami deviasi positif sebesar 2,72 % dari rencana sebesar Rp. 439, 26 milyar. Laba tersebut dicapai dengan kinerja Operation ratio (OR) sebesar 44,01% dan Working Ratio (WR) sebesar 36,82% (dimana pencapaian pendapatan bersih sebesar Rp. 730,09 milyar) dan biaya usaha sebesar Rp. 321,28 milyar.dan mengalami kerugian sebesar 9 milyar. Memang kerugian hanya 9 milyar tetapi jika terus menerus di pastikan akan bertambah besar.
            Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah proposal dengan judul “Analisis Break Even Point pada 4 Pusat Pelayanan yang sering mengalami kerugian di  PT.PELINDO II pada tahun 2004 - 2007”  


B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka kami merumuskan identifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
  1. Apakah ada penanganan secara khusus untuk meminimalisasi kerugian dari tahun ke tahun di PT.Pelindo II cabang Tanjung Priuk?
  2. Apa dampak kerugian di 4 (Empat) pusat pelayanan yang mengalami kerugian?
  3. Berapa presentase tingkat kerugian dari keempat pusat pelayanan yang di alami oleh PT.Pelindo II tiap tahun?
  4. Apakah PT.Pelindo II sudah berupaya memperbaiki keempat sector pelayanan yang mengalami kerugian?
  5. Bagaimana cara agar keempat sector pelayanan jasa tidak terus menerus pada tiap tahun mengalami kerugian di PT.Pelindo II?

2. Pokok Masalah
            Berdasarkan latar belakang  masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana penetapan biaya yang di terapkan oleh PT.Pelindo II?
  2. Bagaimana tingkat biaya tiap sector pelayanan yang ada di PT. Pelindo II?
  3. Bagaimana perkiraan kondisi titik impas (Break Even) dengan perhitungan dan pendekatan grafis ?

C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Untuk meminimalisasi tingkat kerugian yang ada di PT.Pelindo II
b. Untuk menanggulangi terjadinya kerugian di tiap tahunnya
c. Untuk mencari penyebab utamanya
d. Agar dapat meningkatkan pendapatan di PT.Pelindo II
2. Sasaran
Sasaran ini di tunjukkan kepada para karyawan khususnya yang bekerja pada sektor pelayanan yang mengalami kerugian.


D. Ruang Lingkup
            Dari beberapa identifikasi di atas kami membatasi permasalahan dengan hanya membahas pada perhitungan biaya laporan tahunan PT. Pelindo II cabang Tanjung Priuk pada tahun 2004 – 2007 di dasarkan pada perhitungan laba rugi tiap tahun PT.Pelindo II yang dilihat dari laporan tiap-tiap sektor pelayanan yang ada di PT.Pelindo II berapa terdapat Break Even Point (BEP) dan profit yang di capai.
E.  Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Deskriptif dapat diartikan sebagai  proses pemecahan masalah yang diamati dengan menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta.Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analiis dan interprestasi tantang data tersebut.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dalam menjawab permasalahan penelitian
memerlukan pengukuran-pengukuran yang cermat terhadap variable-variabel dari objek yang diteliti, guna menghasilkan keimpulan-kesimpulanyang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode-metode pengumpulan, penyajian, dan pengaturan data guna membuat gambaran yang jelas tentang variasi sifat data, yang pada akhirnya akan mempermudah proses analisis.
Penelitian kuantitaif adalah suatu penelitian yang tidak menggunakan model-model
matematika, statistic maupun computer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berfikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berfikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang  dikumpulkan dan diolah harus tetap objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat.


1.      Jenis dan Tipe Data

Data menurut John. J . Lonkutoy (1980:4) berarti fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang menghubungkan dengan kenyataan, simbol – simbol yang menunjukan suatu ide, objek , kondisi , atau situasi dan lain – lain. Dan dapat beruba apa saja dan dapat di temui dimana saja. Kegunaan data selanjutnya ialah sebagai dasar yang objektif (relatif) di dalam proses penyusunan kebijakan dan keputusan oleh pimpinan organisasi.
            Namun, ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitihan menurut Abdul Hakim (2001:20) yaitu jenis data internal dan jenis data eksternal . Data internal adalah data yang dikumpulkan dari dalam perusahaan atau suatu unit kegiatan ekonomi itu sendiri, yang meliputi berbagai informasi seperti tingkat produksi, biaya produksi, atau volume penjualan, sedangkan data eksternal adalah data yang di hasilkan dari luar lingkup perusahaan , misalnya data penjualan tingkat industri sejenis.

2.      Metode Pengumpulan Data
a.       Penelitian Lapangan ( Field Research )

Melalui riset lapangan diperoleh data primer, data ini di peroleh langsung dari buku tahunan PT.Pelindo II cabang tanjung Priuk dan melakukan pengamatan dengan kelompok selama 1 minggu:

1.      Melakukan pengamatan (observation) dengan mengamati buku tahunan PT.Pelindo II cabang Tanjung Priuk.
2.      Wawancara (interview) dengan Kepala Analisis Keuangan PT.Pelindo II cabang Tanjung Priuk.

b.Penelitian Kepustakaan (Library research)
            melalui riset kepustakaan ini di peroleh data sekunder. Data yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan  
3. Teknik Analisis Data
            Dalam penulisan skripsi ini kami menggunakan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif, dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu :
  1. Analisis Profit dengan Perhitungan TVC, TFC, AVC, TC, dan TR
Sodono Sukirno (1994:215) menyatakan, keuntungan adalah perbedaan diantara hasil penjualan total dengan ongkos total, yakni dengan memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan di antara hasil penjualan total dengan ongkos total adalah yang paling maksimum.
Keuntungan = Total Revenue (TR) – Total Cost (TC)
Dimana :
1). Total Revenue (TR)
            Total Revenue = Price x Quantity
                        TR = P x Q
Dimana :
Price    = harga yang telah di tetapkan Pelabuhan di berbagai jenis 4 pusat pelayanan
Q         = Jumlah, pemakai atau pengguna jasa yang menggunakan jasa keempat pelayanan tersebut.
2) Total Cost (TC)
a). B.O.L (Biaya Operasi langsung)
            (1). Biaya operasi
            (2). Biaya bahan
            (3). Biaya pemeliharaan
            (4). Biaya Asuransi
            (5). Biaya pegawai
                        b). B.O.T.L (Biaya Operasi Tidak Langsung)
(1). Biaya Administrasi Kantor
(2). Biaya Umum


b. Break Even Analisis pada Perusahaan Jasa Angkutan Laut
“Break Even Point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi” (Syafaruddin Alwi.MS. 1994 : 265)

 “Hubungan antara besarnya pengeluaran investasi dan volume yang diperlukan untuk mencapai profitabilitas disebut analisis pulang pokok (break even point analisys). Analisis pulang pokok merupakan alat untuk menentukan titik dimana penjualan akan impas menutupi biaya-biaya” (J.Fred Weston & Thomas E. Copeland 1995 : 298)

 Perhitungan Break Even Point
TR (Total Revenue)    = P x Q
FC (Fixed Cost)          = TR - VC
VC (Variable Cost)     = TR – FC
TC (Total Cost)           = FC + VC
π (Profit / Laba)          = TR – TC
keterangan :
TR       = P x Q ; dimana         P = harga tarif pelayanan jasa (price)
                                                Q = Jumlah pengguna jasa
FC       = biaya tetap (fixed cost)
VC      = biaya variable (Variabel cost)
Pendekatan Grafik